Tools > Kalkulator > Selametan Orang Meninggal
Selamatan orang meninggal adalah salah satu tradisi Jawa yang masih dilakukan hingga sekarang.
Pada acara ini, orang-orang berkumpul membacakan doa dan dzikir bersama untuk orang yang telah meninggal. Jadi, dapat disimpulkan bahwa selamatan orang meninggal sebenarnya salah satu bentuk alkulturasi antara agama Islam dan tradisi Jawa.
Geblag
hari ke-1 dilaksanakan pada hari itu juga tidak boleh ditunda.
Nelung dina
selamatan dilaksanakan pada hari ketiga dan pasaran yang ketiga. Pelaksanaan dilaksanakan biasanya menjelang malam hari.
Mitung dina
selametan 7 harian orang yang meninggal, jadi misal wafatnya pada jumat kliwon makan selametan dilaksanakan kamis legi.
Matangpuluh dina
selametan pada haru ke 40, rumus menghitungkan menggunakan masarma, hari kelima masehi dan pasaran hari kelima.
Nyatus dina
hari ke-100 setelah kematian. menghitungnya menggunakan rumus rosarma, adalah hari kedua dan pasaran kelima.
Mendhak sepisan
selamatan 1 tahun setelah kematian, satu tahun dalam tahun jawa, yakni 354 - 355 hari.
Mendhak Pindo
selametan 2 tahun setelah kematian, dua tahun dalam penanggalan jawa, yakni 708 hari.
Nyewu
selametan hari ke 1000 setelah kematian, rumus perhitungan menggunakan rumus nemsarm yaitu hari keenam dan pasaran kelima setelah kematian.
Tujuan selametan adalah untuk mengenang dan menghormati orang yang telah meninggal, serta untuk memperoleh berkah dan keselamatan bagi keluarga yang ditinggalkan.
Meskipun selametan memiliki akar budaya Jawa, namun praktik serupa dapat ditemukan di berbagai budaya di Indonesia dengan variasi yang mungkin dalam pelaksanaannya. Misalnya, masyarakat Betawi di Jakarta juga memiliki tradisi yang serupa yang disebut "nyadran".